Contoh proposal perencanaan program gizi




















Gizi baik jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD. Berdasarkan pengukuran Tinggi Badan 24 bulan bulan atau Panjang badan 0 bulan bulan menurut Umur diperoleh kategori : Sangat pendek jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD.

Normal jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD. Oleh karena itu anak yang bergizi kurang tersebut kemampuannya untuk belajar dan bekerja serta bersikap akan lebih terbatas dibandingkan dengan anak yang normal Santoso, Dampak yang mungkin muncul dalam pembangunan bangsa di masa depan karena masalah gizi antara lain : 1.

Kekurangan gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak-anak. Hal ini berarti berkurangnya kuantitas sumber daya manusia di masa depan. Kekurangan gizi berakibat meningkatnya angka kesakitan dan menurunnya produktivitas kerja manusia. Hal ini berarti akan menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas kesehatan.

Kekurangan gizi berakibat menurunnya tingkat kecerdasan anak - anak. Akibatnya diduga tidak dapat diperbaiki bila terjadi kekurangan gizi semasa anak dikandung sampai umur kira-kira tiga tahun. Menurunnya kualitas manusia usia muda ini, berarti hilangnya sebagian besar potensi cerdik pandai yang sangat dibutuhkan bagi pembangunan bangsa. Kekurangan gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk bekerja, yang berarti menurunnya prestasi dan produktivitas kerja manusia.

Kekurangan gizi pada umumya adalah menurunnya tingkat kesehatan masyarakat. Masalah gizi masyarakat pada dasarnya adalah masalah konsumsi makanan rakyat. Menurut Skiner , seorang ahli psikologi yang dikutip dalam buku Notoatmodjo , merumuskan bahwa perliku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulasi rangsangan dari luar.

Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan sebagainya. Sikap Attitiude Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.

Tindakan atau Praktik Practice Seperti telah disebutkan diatas bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak praktik. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Sementara pengasuhan berasal dari kata asuh berarti menjaga, memelihara dan mindidik.

Pola pengasuhan merupakan salah satu kejadian pendukung untuk mencapai status yang baik bagi anak. Pola pengasuhan merupakan kejadian pendukung anmun secara tidak langsung. Dengan pola pengasuhan yang baik, maka perkembangan anak juga akan baik. Ahli psikologi perkembangan, dewasa ini menilai secara kritis pentingnya pengasuhan anak oleh orang tuanya. Proses pengasuhan ini erat hubungannya dengan kelekata antara anak dan orang tua dimana proses tersebut melahirkan ikatan emosional secara timbal balik antara bayi atau anak dengan pengasuh orang tua Milis.

I, di dalam Silfiya dkk, Menurut Eagle pola pengasuhan adalah aktivitas terhadap anak terkait makanan, aktivitas mandi mereka menderita infeksi Eagle, Pola pengasuhan menurut Zeitlin adalah praktek dirumah tangga yang diwujudkan dengan tersedianya pangan dan perawatan kesehatan serta sumber lainnya untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak. Pola makan di suatu daerah berubah-ubah sesuai dengan perubahan faktor atau kondisi setempat yang dapat dibagi dalam dua kelompok.

Pertama adalah faktor yang berhubungan dengan persediaan atau pengadaan pangan dalam kelompok ini termasuk faktor geografi, iklim, kesuburan tanah yang dapat mempengaruhi jenis tanaman dan jumlah produksinya di suatu daerah, bahan pangan yang erat kaitannya dengan tinggi rendahnya persediaan disuatu daerah Almatsier, Pola makan adalah jumlah makanan dan jenis serta banyaknya bahan makanan dalam pola pangan, disuatu Negara atau daerah tertentu, biasanya berkembang dari daerah setempat atau dari pangan yang telah ditanam ditempat tersebut untuk jangka waktu yang panjang Suhadjo, Kesehatan Lingkungan juga berperan penting terhadap status gizi balita, ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain meliputi perumahan, pembuangan tinja, penyediaan air bersih dan pembuangan sampah dan sebagainya.

Keadaan perumahan mempunyai hubungan yang erat dengan status kesehatan penghuninya. Air bersih merupakan faktor utama untuk menentukan bagi proses kehidupan dan kesehatan Sukarni , karena bibit penyakit tertentu dapat ditularkan oleh air terkontaminasiHigiene atau biasa disebut dengan kebersihan, adalah upaya untuk memelihara hidup sehat yang meliputi kebersihan pribadi, kehidupan bermasyarakat, dan kebersihan kerja.

Sanitasi lingkungan adalah usaha pengendalian diri dari factor lingkungan yang dapat menimbulkan hal yang merugikan perkembangan fisik, kesehatan dan menurun daya tahan tubuh manusia. Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan.

Salah satu kelompok masyarakat yang rentan terhadap penurunan status gizi adalah anak usia tahun, karena pada usia ini anak sudah tidak mendapatkan ASI sedangkan makanan yang dikonsumsi belum mencukupi kebutuhan gizi yang semakin meningkat.

Status gizi secara tidak langsung berkaitan dengan faktor sosial ekonomi dan higiene sanitasi serta berkaitan langsung dengan tingkat konsumsi dan infeksi. Aspek kunci dalam pola asuhan adalah : a. Perawatan dan perlindungan bagi bayi b. Pengasuhan psiki-sosial d. Kebersihan diri dan sanitasi lingkungan e. Praktek kesehatan dirumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan.

Segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi antara Host penjamu , Agent penyebab dan Environment lingkungan. Suatu penyakit dapat timbul di masyarakat apabila terjadi ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment. Hal ini dikarenakan perubahan pada salah satu faktor atau komponen akan mengubah keseimbangan secara keseluruhan.

Hubungan ketiga komponen digambarkan dengan tuas dalam timbangan, dimana environment sebagai penumpunya. Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat ke suatu proses kejadian penyakit yakni proses interaksi antara manusia pejamu dengan berbagai sifatnya biologis, Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan antropologis dengan penyebab agent serta dengan lingkungan Enviroment Nur nasry noor, Pada kasus balita yang mengalami BGM, penyakit dapat timbul dikarenakan tidak seimbangnya host, agent, dan environmentnya.

Host Pejamu Host atau pejamu ialah keadaan manusia dimana dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor intrinsik. Umur Bayi dan balita merupakan golongan rawan terhadap penyakit gizi buruk. Selain karena daya tahan tubuhnya yang masih rendah, faktor organ pencernaan yang belum berfungsi sempurna juga turut mempengaruhi. Keadaan Imunitas Dan Respons Imunitas Adanya alergi atau intolerantterhadap protein tertentu terutama protein susu mempengaruhi intake protein dalam tubuh.

Sehingga menyebabkan kurangnya protein apabila tidak dicari penggantinya. Agent Penyebab Pada dasarnya, tidak ada satu pun penyakit yang dapat timbul hanya disebabkan oleh satu faktor tunggal semata. Umumnya kejadian penyakit disebabkan oleh berbagai unsur yang secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit, namun demikian, secara dasar, unsur penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua bagian utama yakni : 1. Penyebab Kausal Primer, dan 2.

Penyebab Kausal Sekunder. Penyebab kausal primer pada penderita BGM ialah rendahnya asupan makanan yang mengandung protein. Padahal zat ini sangat dibutuhkan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang. Sedangkan penyebab kausal sekunder lebih kepada lingkungan pasien itu sendiri seperti ketersediaan bahan pangan di daerah tempat tinggalnya yang memadai atau tidak.

Environment Lingkungan Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam proses kejadian BGM. Lingkungan fisik ada yang terjadi secara alamiah tetapi dapat juga mucul akibat ulah manusia sendiri Nur Nasri Noor, Faktor hidup di tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun temurun dapatmenjadi hal yang menyebabkan terjadinya BGM.

Dari keseluruhan unsur di atas, dimana hubungan interaksi antara satu dengan yang lainnya akan menentukan proses dan arah dari proses kejadian penyakit, baik pada perorangan, maupun dalam masyarakat. Dengan demikian Terjadinya suatu penyakit tidak hanya di tentukan oleh unsur penyebab semata, tetapi yang utama adalah bagaimana rantai penyebab dan hubungan sebab akibat di pengaruhi oleh berbagai faktor maupun unsur lainnya.

Kebutuhan Nutrisi Gizi pada Balita Bila ditinjau dari segi umur, maka anak balita yang sedang tumbuh kembang adalah golongan yang awan terhadap kekurangan energi dan protein, kerawanan pada anak - anak disebabkan oleh hal-hal di sebagai berikut, Kardjati, dkk, : a.

Kemampuan saluran pencernaan anak yang tidak sesuai dengan jumlah volume makanan yang mempunyai kandungan gizi yang dibutuhkan anak. Kebutuhan gizi anak per satuan berat badan lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa, karena disamping untuk pemeliharaan juga diperlukan untuk pertumbuhan. Segera anak dapat bergerak sendiri, tanpa bantuan orang lain, dia akan mengikuti pergerakan disekitarnya sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya penularan penyakit. Meskipun mempunyai nilai tertentu dalam keluarga, akan tetapi dalam hal penyajian makanan, anggota keluarga yang mempunyai nilai produktif akan mendapatkan pilihan yang terbaik, baru selebihnya yang diberikan pada anggota keluarga yang lain.

Masa anak dibawah lima tahun anak balita, umur 12 - 59 bulan. Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik gerak kasar dan gerak halus serta fungsi ekskresi. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut - serabut syaraf dan cabang - cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, sehingga bersosialisasi.

Anak kelompok balita di Indonesia menunjukkan prevalensi paling tinggi untuk penyakit kurang kalori protein dan defesiensi vitamin A serta anemia defesiensin Fe. Kelompok umur sulit dijangkau oleh berbagai upaya kegiatan pebaikan gizi dan kesehatan lainnya, karena tidak dapat datang sendiri ke tempat berkumpul yang telah ditentukan tanpa diantar, padahal yang mengantar sedang semua, Seadiaoetama, Adapun kebutuhan nutrisi pada anak balita sebagai berikut : 1.

Asupan Kalori Anak-anak usia balita membutuhkan kalori yang cukup banyak disebabkan bergeraknya cukup aktif pula. Mereka membutuhkan setidaknya kalori setiap harinya. Untuk menunjang perkembangan dan fisik yang dilakukan oleh anak sekolah tersebut dibutuhkan berbagai macam zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang mencukupi untuk memenuhi perkembangan dan pertumbuhan yang baik, karena peran gizi sangat menentuan keadaan kesehatan anak. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk menciptakan sumber daya manusia yang tentunya banyak faktor yang langsung yang mempengaruhi status gizi meliputi konsumsi makanan dan penyakit infeksi.

Faktor tidak langsung meliputi pengetahuan, pendidikan, tingkat pendapatan, pendidikan orang tua, dan besar keluarga. Di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, masalah gizi menjadi lebih penting dari segi kesehatan masyarakat karena kekurangan gizi dapat menurunkan kerentanan tubuh terhadap beberapa penyakit, khususnya penyakit infeksi. Anak usia sekolah tahun memiliki pertumbuhan yang cepat dan aktif. Pada masa ini terjadi proses perkembangan fisiologik dan perkembangan kognitif Saidin Sukati, : Hariyani, Dalam kondisi tersebut anak harus mendapat asupan gizi dalam kualitas dan kuantitas yang cukup pada makanan yang dikonsumsinya.

Untuk memenuhi asupan gizi tersebut dibutuhkannya gizi yang seimbang, dimana asupan gizi seimbang dengan aktifitas yang dilakukan. Status gizi anak dapat mempengaruhi derajat kesehatan anak itu sendiri, semakin baik status gizinya semakin baik kesehatannya dan lebih jarang sakit anak tersebut.

Status gizi tersebut dapat diperoleh dari konsumsi makanan. Begitupun siswa di SDIT Al-Husna, dari data yang kami dapat setiap minggu ada beberapa siswa yang tidak masuk sekolah karena sakit. Berdasarkan uraian tersebut, mendorong penyusun untuk melakukan penyuluhan tentang hubungan gizi seimbang dengan status gizi siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Husna kelas 2.

Tujuan Tujuan Umum: Untuk mengetahui hubungan antara asupan Gizi seimbang dengan derajat kesehatan pada siswa Sekolah Dasar kelas 2, sehingga dapat diadakan penyuluhan tentang gizi seimbang pada anak Sekolah Dasar tersebut yang dapat meningkatkan derajat kesehatan anak. Memberikan pengetahuan tentang Gizi Seimbang pada anak Sekolah Dasar kelas 2 2.

Dapat merubah pola makan anak Sekolah Dasar tersebut menjadi lebih baik dan lebih bergizi 3. Meningkatkan derajat kesehatan pada anak Sekolah Dasar tersebut.

Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal Azwar, Berbagai masalah gizi dan masalah psikososial, dapat dicegah melalui perilaku penunjang dari para orang tua, ibu atau pengasuh dalam keluarga untuk selalu menyediakan makanan dengan gizi seimbang bagi anggota keluarganya.

Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuhnya Paath dkk, Kebutuhan gizi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

Pemenuhan kebutuhan gizi pada anak haruslah seimbang di antara zat gizi lain, mengingat adanya berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan gizi yang tidak seimbang seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak disukai makanan tersebut mengandung zat gizi yang seimbang Hidayat, Pola konsumsi pangan yang bermutu gizi seimbang mensyaratkan perlunya diversifikasi pangan dalam menu sehari-hari.

Ini berarti menuntut adanya ketersediaan sumber tenaga karbohidrat dan lemak , sumber zat pembangun protein , dan sumber zat pengatur vitamin dan mineral. Pangan yang beraneka ragam sangat penting karena tidak ada satu jenis pangan apapun yang dapat menyediakan gizi bagi seseorang secara lengkap Khomsan, Menurut Khomsan , Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS telah diperkenalkan kepada masyarakat beberapa tahun yang lalu, PUGS adalah dietary guidelines yang berisi petunjuk-petunjuk rinci tentang cara memperbaiki pola konsumsi pangan sehingga kita terhindar dari masalah gizi lebih ataupun kurang.

Sementara itu, Empat Sehat Lima Sempurna adalah food guide atau petunjuk umum tentang ragam makanan yang sebaiknya kita konsumsi. Makanlah aneka ragam makanan. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.

Gunakan garam beriodium. Makanlah makanan sumber zat besi. Berilah ASI saja pada bayi sampai umur empat bulan. Biasakan makan pagi. Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.

Hindari minum minuman beralkohol. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Rabu, 18 Mei Problem Solving Cycle. Pengelolaan program perbaikan gizi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari implementasi program kesehatan, baik di tingkat makro maupun mikro.

Berhasil tidaknya pelaksanaan ke tujuh program ini, semua tergantung dari pengelolaan atau penyelenggaraannya termasuk pengelolaan program perbaikan gizi. Ada lima langkah yang harus di perhatikan dalam pengelolaan program perbaikan gizi pada tingkat puskesmas, yang dirumuskan dalam bentuk siklus pemecahan masalah problem solving cycle seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut:.

Lima langkah pengelolaan program perbaikan gizi di Puskesmas pada dasarnya sama dengan langkah-langkah pada pedoman pengelolaann gizi yang dilakukan di Tingkat Kabupaten yang dikeluarkan Direktorat Bina Gizi Depkes RI, dimulai dari Langkah pertama yaitu Identifikasi Masalah, kemudian Langkah Kedua Analisis masalah. Langkah pertama dan kedua biasa dikenal dengan perencanaan planning. Langkah Ketiga adalah Menentukan kegiatan perbaikan gizi, langkah ini biasa juga dikenal atau disebut juga dengan pengorganisasian organising.



0コメント

  • 1000 / 1000